Sindrom Metabolik

Arti Sindrom Metabolik Dan Ciri-Cirinya

Info Sehat – Dr Timothy Howe, seorang internis, menjelaskan dengan gamblang mengenai apa yang disebut sindrom metabolik atau sindrom x.

Sindrom metabolik bukanlah penyakit, tetapi sejumlah kondisi yang apabila hadir maka dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan kanker. Sindrom metabolik adalah manifestasi dari resistensi insulin. Anda bisa disebut positif memiliki sindrom metabolik apabila minimal 3 dari 5 kondisi berikut hadir:

  • Lingkar pinggang sama dengan atau lebih dari 40 inch (pria), 35 inch (wanita).
  • Tekanan darah di atas 130/85. Tekanan darah normal adalah 120/80.
  • Gula darah puasa >100. Setiap persen kenaikan gula darah puasa di atas itu meningkatkan risiko serangan jantung 1%. Bila Gula puasa di atas 126 maka Anda sudah diabetes.
  • Kadar HDL (kolesterol baik) rendah, yaitu <50. HDL berfungsi mengangkut kolesterol dari aliran darah kembali ke liver.
  • Kadar trigliserida tinggi. Trigliserida yang tinggi membuat darah jadi kental, meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Penyebabnya adalah terlalu banyak makan atau terlalu banyak mengonsumsi gula/karbohidrat sederhana.

Sindorm metabolik adalah awal (precursor) dari diabetes. Bila tidak dikelola maka pada akhirnya akan berujung pada diabetes.

Cara mengatasi:

Apabila Anda telah memiliki sindrom metabolik, beberapa hal dapat Anda lakukan untuk mengatasinya:

  • Hindari karbohidrat sederhana atau karbohidrat olahan (refined carbohydrate) seperti nasi putih, tepung terigu putih, soda, jus buah. Pilih sayuran, buah, biji-bijian segar dan utuh.
  • Perbanyak olah raga. Kalori yang masuk tubuh lewat makanan harus seimbang dengan kalori yang keluar lewat aktivitas (energi). Olahraga secara moderat tapi teratur lebih baik daripada olahraga berlebihan.

Satu konsep yang perlu Anda pergunakan adalah indeks glikemik (GI/glycemic index) yang mengukur seberapa cepat makanan akan menjadi gula dalam aliran darah.  Semakin cepat, semakin menjadi beban insulin karena harus mengelola gula dalam jumlah banyak secara tiba-tiba.

Gula murni memiliki indeks 100, dan semua makanan lain dihitung relatif terhadap gula. Nasi putih memiliki GI = 95, hampir sama dengan gula murni. Bandingkan dengan beras merah yang hanya 68.  Artinya, beras merah akan diolah secara lebih bertahap tanpa membebani insulin.